Budidaya jangkrik saat ini masih menjadi salah satu peluang usaha menguntungkan yang layak digeluti. Tak terkecuali bagi masyarakat Jogja dan sekitarnya. Sebagai kota besar, tentu saja di Jogja banyak sekali masyarakat pecinta burung berkicau yang membutuhkan pasokan jangkrik setiap harinya.
Nah, untuk masyarakat Jogja dan sekitarnya, yang saat ini sedang membutuhkan telur jangkrik sebagai bibit untuk budidaya jangkrik, maka sudah tepat jika anda memesan ke tempat kami. Sebagai pemasok telur jangkrik terbesar di jawa timur, tentu saja telur jangkrik yang kami pasarkan merupakan telur jangkrik terbaik.
Nah, berikut adalah kontak kami yang bisa anda hubungi :
Jual Telur Jangkrik Jogja
SMS / WhatsApp : 0856-4641-5014
Telpn : 0856-4641-5014
Telur Jangkrik Berkualitas dengan Daya Tetas Hingga 98%
Daftar Harga :
• HARGA TELUR JANGKRIK ALAM/SELIRING/MADU
RP. 200.000,- /KG
– PROMO GRATIS ONGKOS KIRIM SE INDONESIA
• HARGA TELUR JANGKRIK KALUNG / GENGGONG
RP 150.000,- /KG
– BELUM TERMASUK ONGKOS KIRIM
Cara Menetaskan Telur Jangkrik Alam
Menetaskan telur jangkrik memang susah-susah gampang, ada kalanya menghasilkan, ada kalanya pula gagal. Penyebab gagalnya telur-telur jangkrik menetas bisa dipengaruhi berbagai faktor, namun pada umumnya disebabkan karena kurangnya ketelatenan dalam mengecek proses pemeraman.
Cara Menetaskan Telur Jangkrik Alam dengan Media Kain
Telur-telur jangkrik ditetaskan di dalam sebuah kotak. Bisa berupa kotak kayu, kotak kardu ataupun stereofoam. Namun yang lebih dianjurkan adalah kotak kayu. Satu sendok telur jangkrik biasanya berisi sekitar 2500-3000 butir telur jangkrik. Untuk pemeramannya sendiri membutuhkan sebuah kotak dengan ukuran panjang 50 cm, 30 cm untuk lebarnya dan tingginya sekitar 20 cm. Media yang dipakai untuk pemeramana dan penetasan telur umumnya adalah kain dan pasir.
Menetaskan telur dengan media kain membutuhkan potongan kain atau kaos dengan ukuran 25×25 cm serta semprotan air dan juga wadah plastik untuk meletakkan kain. Langkah-langkah lainnya sebagai berikut :
- Letakkan 1 sendok makan telur jangkrik di tengah-tengah kain kemudian ratakan perlahan dengan tangan agar merata.
- Lipat masing-masing sisi dari kain ke bagian tengah kain tetapi jangan terlalu ketat, longgarkan sedikit supaya menjadi jalan keluar anak-anak jangkrik ketika sudah menetas. Lipatan kain yang berisi telur jangan ditekan karena dapat merusak telur-telur.
- Kain yang sudah berisi telur jangkrik dimasukkan ke dalam sebuah wadah plastik lalu letakkan perlahan ke dalam kotak pemeraman yang sudah disediakan sebelumnya.
- Ketika masih dalam masa pemeraman, semprotkan air dengan semprotan embun agar tidak terlalu basah setiap hari agar kain tetap lembab.
Biasanya kurang lebih 3-6 hari kemudian telur-telur akan menetas, tergantung pada usia telur-telur. Sesaat sebelum menetas, telur-telur jangkrik akan berubah warnanya menjadi kuning agak kehitaman. Pantau perkembangan dan keadaan telur-telur, periksa dengan membuka kain setiap hari sebelum Anda semprot dengan air kemudian ditutup kembali.
Cara Menetaskan Telur Jangkrik Alam dengan Media Pasir
Jika itu tadi cara menetaskan telur dengan media kain, sekarang saatnya membahas penetasan telur-telur jangkrik alam dengan media pasir. Pertama-tama siapkan kotak pemeraman dengan ukuran seperti yang sudah disebutkan di atas. Langkah-langkah selanjutnya sebagai berikut:
- Ayak pasir yang menjadi media untuk pemeraman telur hingga halus, kemudian sterilkan dengan cara dijemur atau disangrai.
- Masukkan pasir ke dalam kotak dengan kedalaman tidak lebih dari 3 cm.
- Taburkan 1 sendok telur jangkrik ke atas pasir dengan merata.
- Taburi telur-telur dengan pasir, tipis-tipis saja sampai telur-telur tidak terlihat.
- Semprotkan air dengan semprotan embun ke atas pasir setiap hari, jangan terlalu basah. Cukup agar lembab saja.
Itu dia tadi cara menetaskan telur-telur jangkrik alam dengan bantuan media kain dan media pasir. Setelah menetas, anak-anakan jangkrik (nimfa) bisa dibiarkan terlebih dahulu untuk tetap berada di dalam kotak pemeraman hingga usia setidaknya 10 hari. Sebab nimfa yang baru saja menetas biasanya akan rawan dan sensitif terhadap lingkungan sekitar.